Elon Musk : Pria dibalik PayPal, Tesla, SpaceX dan masa depan yang fantastis

Tulisan ini hanyalah sebuah review subyektif setelah membaca buku biografi Elon Musk yang ditulis oleh Ashlee Vance. Selamat membaca.
 
Dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis, Elon Musk menjalani kehidupan yang cukup berat saat masa kaecilnya. Dia tumbuh di kota Pretoria, Afrika Selatan. Sejak kecil, Elon sangat menyukai teknologi, kemampuannya untuk belajar secara otodidak membuatnya cepat memahami berbagai macam teknologi, bahkan di usia 12 tahun, di saat teman sebayanya hanya sibuk bermain, dia sudah bisa membuat game yang cukup terkenal saat itu, yakni Blastar. Namun karena masalah keluarga akhirnya dia memtuskan untuk pindah ke keluarga neneknya di negri Kanada di usianya yang ke 25 tahun. Akan tetapi ia akhirnya lebih memilih untuk tinggal di Amerika Serikat. Di sana dia merasa menemukan dunianya. Dia mengawali karirnya di bidang teknologi di Silicon Valley yang saat itu memang sedang popular karena meledaknya bisnis dotcom di Amerika.

Perusahaan pertama yang dirintisnya adalah Zip2, sebuah perusahaan penyedia peta digital. Dia mendirikan Zip2 bersama adiknya dan beberapa rekannya. Akan tetapi Zip2 tidak bertahan terlalu lama, karena kemudian Elon menjualnya dan membangun perusahaan lain bernama x.com, yang merupakan sebuah terobosan baru dari Elon untuk mengubah system perbankan konvensional menjadi perbankan digital. Seiring berjalannya waktu, x.com berubah menjadi PayPal, dan kemudian Elon menjual perusahaan tersebut dan memperoleh uang yang cukup banyak.

Setelah melepas PayPal, Elon mulai tertarik untuk mewujudkan mimpi yang sesungguhnya yakni penaklukan luar angkasa dan mobil listrik. Dengan uang yang dimiliki, Musk mendirikan perusahaan peluncuran roket luar angkasa bernama SpaceX. Perjuangan Musk yang sangat berat unutk mewujudkan mimpi luar angkasanya disebutkan dengan jelas di buku ini. Etos kerja Musk yang sangat tinggi secara langsung mempengaruhi karyawannya. Perjalanan SpaceX tidaklah mulus, 3 kali peluncuran roket Falcon1 gagal mencapai orbit dengan berbagai sebab, sebelum akhirnya mereka berhasil mencapai orbit pada peluncuran ke-4 nya. Keberhasilan tersebut membuat SpaceX mendapat kepercayaan dari NASA untuk berbagai proyek luar angkasanya.

Tak puas sampai di situ, Elon juga terus mengembangkan kemampuan aramada luar angkasanya, selain Falcon1, spaceX juga membuat Falcon9. Salah satu keunggulan dari SpaceX adalah biaya peluncuran yang jauh lebih murah dari perusahaan pesaingnya. Selain itu roket Spacex juga dibekali kemampuan untuk mendarat kembali di bumi dengan utuh dan di lokasi yang ditentukan, satu hal yang tak dimiliki perusahaan peluncuran roket manapun.

Dalam memimpin SpaceX, Elon terkenal sangat gigih dalam mendrive tim nya untuk mencapai target yang sepertinya sangat sulit atau bahkan mustahil untuk diwujudkan. Elon Musk membimbing tim nya untuk memiliki rasa kepemilikan atas tanggal akhir tenggat waktu dari target yang diberikan. Dia tidak mengatakan ‘Kau harus menyelesaikannya pada hari jumat jam 2 siang!’, tapi dia mengatakan ‘Aku memerlukan ketidakmungkinan ini untuk diselesaikan pada hari jumat jam 2 siang. Apakah kau dapat melakukannya?’. Selain itu Elon juga punya kemampuan untuk membuat keputusan sangat besar dengan sangat cepat.

Selain mimpi luar angkasa, Elon juga punya mimpi lain yang tak kalah besarnya, yaitu mobil listrik. Ketika berusaha untuk mendirikan perusahaan pembuat mobil listrik, Elon mendapat cemooh dari para petinggi otomotif di Detroit. Dia dianggap sebagai orang yang arogan dan amatir. Namun akhirnya Elon berhasil membuat perusahaan mobil listrik bernama Tesla. Dalam proses membangun Tesla, Elon berhasil mengubah situasi kesemrawutan menjadi sebuah alasan untuk menunjukkan perhatian pada layanan yang disediakan untuk konsumen.

Sejalan dengan perkembangan Tesla yang pesat, kebutuhan baterai juga meningkat, karena kondisi itulah Elon bekerja sama dengan salah satu perusahaan baterai terbesar, Panasonic, mendirikan pabrik baterai Li-Ion terbesar yang diberi nama Gigafactory. Selain itu untuk mendukung program pengisian ulang baterai Tesla yang cepat dan gratis, bersama sepupunya Elon mendirikan perusahaan panel surya SolarCity.

Buku ini menjelaskan perjalan hidup Elon musk secara obyektif, tidak hanya dari sudut pandang Elon saja, tapi juga dari orang-orang yang pernah menjalin hubungan dengan Elon, baik yang meninggalkan kesan baik maupun sebaliknya. Penulis juga tak hanya menjabarkan sisi baik dan kekuatan Elon, tapi juga menjelaskan sisi buruk bahkan bisa dibilang sisi kejam dari Elon Musk. Bagian favorit saya dari buku ini adalah bab terkhirnya : Teori Medan Terpadu, yang menjelaskan bagaimana visi Elon benar-benar begitu jauh dan cemerlang serta bagaimana ia membentuk sebuah korelasi yang saling mendukung antara Tesla, SpaceX, SolarCity dan Gigafactory.

Jika diminta untuk memberi penilaian terhadap buku setebal 444 halaman ini, dari skala 5 saya bisa memberi nilai 4.5.

Komentar